(Foto: thinkstock)
Jakarta, Program televisi pendidikan untuk anak-anak berusia 2 tahun ke bawah ternyata tidak mampu merangsang perkembangan otak dan bahkan bisa menghambat perkembangannya.
Anak-anak di bawah usia dua tahun tidak dapat mempelajari apapun dari menonton TV. Tapi terlalu banyak menontonnya justru dapat memperlambat perkembangan bicara dan membuat mereka berperilaku buruk.
Menonton televisi hanya berguna bagi anak-anak selama mereka dapat memahami dan mendapat manfaat dari acara tersebut, terutama karena bisa bermain bebas dan terlibat dengan orang lain.
Produk DVD seperti Baby Einstein dipasarkan secara khusus untuk mendidik bayi dan balita, sementara ada juga banyak program yang ditujukan sesuai rentang usia.
Meskipun tidak disajikan untuk tujuan pendidikan secara khusus, program BBC yang populer untuk anak-anak berupa pengulangan nomor dan frase sederhana selama ini dianggap mendidik.
Para peneliti juga mengatakan bahwa orang tua terlalu cepat menerima nilai pendidikan dari suatu program TV tanpa benar-benar memeriksa apakah anak-anak dapat mempelajari sesuatu dari itu.
"Banyak program video untuk bayi dan balita yang dipasarkan sebagai program pendidikan terbukti tidak mendukung hal ini. Program pendidikan untuk anak-anak hanya berkualitas jika bisa dipahami isi dan konteksnya. Banyak penelitian secara konsisten telah menemukan bahwa anak-anak yang berusia dua tahun ke atas lah yang biasanya sudah memiliki pemahaman ini," ujar Dr Ari Brown, direktur dewan American Academy of Pediatrics seperti dilansir The Telegraph, Selasa (18/10/2011).
"Waktu bermain lebih berharga bagi perkembangan otak daripada media elektronik. Anak-anak belajar untuk berpikir kreatif, memecahkan masalah dan mengembangkan keterampilan penalaran dan motorik pada usia dini melalui permainan yang terstruktur. Bermain bebas juga mengajarkan mereka bagaimana untuk menghibur diri sendiri," imbuh Dr. Brown.
Dr Brown juga menggaris bawahi bahwa para pembuat acara televisi memandang anak-anak tersebut sebagai konsumen media elektronik yang potensial. Putro Agus Harnowo - detikHealth
Sumber : http://www.detikhealth.com
0 komentar:
Posting Komentar