SHUTTERSTOCK |
Kompas.com -
Meski belum bisa mengucapkan kata-kata secara jelas, sebenarnya seorang
balita mampu memahami tata bahasa yang kompleks yang diucapkan
orang-orang di sekitarnya. Kemampuan tersebut sudah diketahui balita
pada usia yang lebih dini dari yang selama ini diduga.
Ketika
belajar berkomunikasi, anak-anak harus menguasai arti kata serta
bagaimana menggabungkan kata-kata itu agar menjadi kalimat bermakna.
Banyak anak usia 2 tahun yang bisa menggabungkan lebih dari dua kata,
misalnya "nambah minum", meski belum bisa membuat kalimat lengkap. Walau
begitu sebenarnya mereka sudah paham struktur kalimat dan
menggunakannya untuk memahami kalimat-kalimat yang mereka dengar.
"Penelitian menunjukkan anak-anak usia 2-3 tahun sudah mulai memahami
tata bahasa secara bertahap dengan mendengarkan dan melihat orang lain
berkomunikasi," kata Caroline Rowland dari Pusat Studi Komunikasi Anak
Universitas Liverpool, Inggris.
Penelitian juga menunjukkan
balita usia 21 bulan sensitif pada perbedaan makna yang dihasilkan dari
konstruksi bahasa, meski mereka belum bisa mengucapkannya secara benar.
Rowland dan rekannya menunjukkan gambar kartun kelinci dan bebek pada
anak berusia 2 tahun dan meminta mereka untuk mencocokkkan ilustrasi
untuk membuat sebuah kalimat yang mengandung kata kerja.
Satu
gambar adalah kelinci yang sedang berinteraksi dengan bebek, misalnya
mengangkat kaki bebek. Gambar lain adalah tingkah satu binatang,
misalnya bebek mengayunkan kaki.
"Kemudian kami memutar kalimat
lengkap dengan kata kerja, misalnya kelinci memegang bebek, melalui
pengeras suara. Kemudian balita itu diminta menunjukkan gambar yang
tepat dan mereka mampu melakukannya," paparnya.
Rowland menyimpulkan, kemampuan bahasa anak tidak selalu menunjukkan pengetahuan mereka akan tata bahasa.
"Kemahiran anak akan tata bahasa dimulai lebih awal dari yang kita
duga. Namun yang lebih penting mereka bisa memakai tata bahasa untuk
menyampaikan maksud mereka akan kata baru," katanya.
0 komentar:
Posting Komentar