Secara umum, semakin banyak obat yang dikonsumsi, kian besar risiko terjadi efek samping |
KOMPAS.com - "Di
apotek dijual berbagai jenis obat batuk. Ada yang untuk batuk kering,
batuk berdahak, batuk pilek, dan sebagainya. Sejauh mana efektivitas
masing-masing obat itu? Apakah ada efek sampingnya bila saya batuk
berdahak, tapi minum obat batuk pilek?" (Virginia Hapsari, Jakarta)
Menurut
Dr Alyya Siddiqa, SpFK, dokter spesialis farmakologi klinis dan dosen
di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta, obat batuk-pilek yang dijual bebas terdiri atas beberapa jenis:
Obat pilek saja,
yaitu yang mengandung antihistamin (mengurangi bersin dan ingus) dan
dekongestan nasal (mengurangi gejala hidung tersumbat). Nama generik:
klorfeniramin maleas, sedangkan dekongestan nasal: pseudoefedrin atau
fenilpropanolamin. Beberapa obat pilek dikombinasikan dengan pereda
demam dan nyeri, yaitu parasetamol.
Obat batuk pilek, yaitu kombinasi dari obat batuk dan pilek.
Obat
simptomatis bertujuan mengatasi gejala, jadi minumlah sesuai gejala
yang dirasakan. Jika hanya pilek, minumlah obat pilek saja. Secara
umum, semakin banyak obat yang dikonsumsi, kian besar risiko terjadi
efek samping. Obat pilek cenderung mengentalkan lendir/dahak. Dan, obat
pilek dengan antihistamin dapat menimbulkan efek samping mengantuk. Sumber : Kompas.com, Dini |
Jumat, 10 Juni 2011 | 09:46 WIB
0 komentar:
Posting Komentar