wptemplates.org
RSS Feed

Senin, 02 Mei 2011

Susu Wajib Dihabiskan 2 Jam Setelah Diseduh

img
(Foto: thinkstock)

Jakarta, Setelah diseduh, jangan biarkan susu didiamkan dalam waktu lama. Pada suhu kamar, susu kemasan harus dihabiskan 2 jam setelah diseduh. Mengapa demikian?

"Susu adalah suatu media yang baik bagi pertumbuhan bakteri, karena itu setelah diencerkan sebaiknya susu tidak dibiarkan dalam waktu lama, sehingga memungkinkan bakteri berkembang biak," jelas Prof Dr Sam Soeharto, Sp.MK (K), Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik Indonesia (PAMKI) dalam acara Lokakarya Keamanan Pangan Olahan bagi Wartawan di Hotel Menara Peninsula, Jakarta, Kamis (28/4/2011).

Prof Sam menjelaskan bakteri pada susu mampu memperbanyak diri setiap 20 menit, yang sangat ditentukan keadaan sekitar (biasanya suhu kamar 25 derajat celsius).

Hal tersebut juga diamini oleh Dr Ir Roy Sparingga, M.App,Sc, Deputi Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya BPOM. "Bakteri berkembang sangat cepat sekali," ujar Dr Roy.

Mengapa susu harus habis setelah 2 jam setelah diseduh?

Perkembangan bakteri bisa terjadi sangat cepat setiap 20 menit. Jadi ketika dibiarkan hingga 2 jam, maka sel-sel bakteri di dalam susu sudah sangat berlimpah.

Berikut jumlah perkembangan bakteri yang disampaikan Dr Roy:

  1. 0 menit: 1 sel bakteri
  2. 20 menit: 2 sel bakteri
  3. 40 menit: 4 sel bakteri
  4. 1 jam: 64 sel bakteri
  5. 4 jam: 16,8 juta sel bakteri
  6. 5 jam: 1,1 miliar bakteri

"Bisa dibayangkan berapa banyak bakteri kalau susu dibiarkan lebih dari 2 jam setelah diseduh. Maka kalau keracunan susu bukan cuma tanggung jawab produsen, tapi dilihat apakah konsumen juga melakukan proses penyajian susu yang benar," jelas Dr Roy.

Menurut Prof Sam, bakteri pada susu sebenarnya mudah mati, cukup dengan pemanasan 70 derajat celcius saja sudah mati.

Selain itu, pastikan cuci tangan sebelum menyiapkan susu dan jangan mengonsumsi susu yang sudah disiapkan sejak 2 jam sebelumnya. Susu yang sudah disiapkan lebih dari 2 jam harus dibuang dan ganti dengan yang baru. Merry Wahyuningsih - detikHealth
 

0 komentar:

Posting Komentar