HUBUNGAN positif di tempat kerja merupakan kunci untuk mendorong kerja sama tim dan meningkatkan peluang seseorang mendapatkan promosi. Tapi, haruskah keakraban itu berakhir begitu jam kerja usai?
''Itu semua tergantung pada apa yang Anda lakukan dan dengan siapa Anda melakukannya. Bersosialisasi dengan rekan kerja dapat bermanfaat atau merusak. Yang paling penting adalah bahwa sosialisasi Anda harus berfungsi untuk membangun dan bukan merusak reputasi dan hubungan Anda,'' tegas Ed Muzio, CEO Group Harmonics di Albuquerque, New Mexico, dan penulis Make Work Great serta Four Secrets to Liking Your Work seperti dikutip situs msn.careerbuilder.com.
Manfaat
Kerry Patterson, penulis buku Influencer, mencatat bahwa ketika Anda mempelajari karier individu sukses dalam organisasi, mereka memiliki kualitas yang sama. Semuanya terhubung dengan baik pada berbagai orang di seluruh organisasi. Lantas, bagaimana caranya mereka berhubungan?
''Banyak hal yang terjadi di dalam perusahaan dilakukan melalui jaringan sosial informal. Misalnya, orang memecahkan masalah penting selama makan siang,'' katanya.
Beberapa alasan kunci untuk bersosialisasi dengan rekan kerja yakni:
1. Memperluas jaringan
2. Mendapat wawasan tentang banyak kepribadian
3. Membangun eksistensi dan faktor disukai
4. Meningkatkan rasa kebersamaan dan kerja sama tim
5. Mengumpulkan pengetahuan lebih tentang perusahaan dan kegiatannya
6. Membentuk persahabatan murni
Kegiatan sosialisasi Anda tak diragukan lagi akan terpengaruh oleh kegiatan yang telah terstruktur setiap hari. Misalnya bercakap-cakap saat berpapasan di pintu, bertukar pikiran sambil menikmati secangkir kopi, atau berkirim pesan singkat di malam hari.
''Informal, santai, sering kali privat, percakapan ini memperkuat obligasi. Mereka dapat menimbulkan kepercayaan dan sering memberikan kesempatan untuk menangkap dan memecahkan masalah lebih awal, sebelum keluar dari kendali,'' kata Patterson.
Sejumlah peluang yang memungkinkan interaksi sosial meliputi:
1. Mengendarai mobil bersama
2. Naik kereta atau bus yang sama dengan sesama karyawan
3. Berjalam bersama-sama selama waktu istirahat
4. Makan siang bersama.
Perangkap
Meski demikian, interaksi ini juga bisa memengaruhi bagaimana orang lain melihat Anda. Apa yang dikatakan seseorang kepada siapa merupakan hal yang vital. Aricia LaFrance, seorang konsultan karier dan penulis buku Unlocking the Secrets of the Successful Career Seeker memperingatkan, mengeluh tentang pekerjaan atau bergunjing tentang atasan merupakan tindakan berbahaya.
''Jika rekan kerja mengeluh bersama Anda, Anda kemungkinan tidak berada dalam aliansi produktif. Jika dia tidak ikut mengeluh, Anda bisa dicap sebagai orang yang sulit atau negatif. Melampiaskan itu penting, tetapi batasi dan lakukan dengan teman-teman di luar pekerjaan yang dapat Anda percaya,'' sarannya.
Faktor lain yang tidak kalah penting untuk dipertimbangkan adalah dengan siapa Anda menghabiskan waktu di luar. Sesekali makan di luar bersama sobat kantor usai jam kerja mungkin tidak akan mengundang pertanyaan. Tetapi, berinteraksi dengan pihak manajemen bisa sedikit rumit.
Debra Yergen, penulis Creating Job Security Resource Guide memperingatkan karyawan untuk tidak bersahabat dengan atasannya ''Anda ingin memiliki hubungan kerja yang hangat, tetapi Anda tidak ingin menempatkan salah satu pihak dalam posisi malu di Senin pagi atas apa yang terjadi pada Jumat malam. Ini membantu setiap orang mempertahankan tingkat profesionalisme yang lebih tinggi di kantor, saat tidak seorang pun melakukan atau mengatakan sesuatu yang mereka sesali di luar kantor,'' tuturnya. (Yul/OL-06). Penulis : yulia permatasar.
Sumber : http://www.mediaindonesia.com
0 komentar:
Posting Komentar